Cerpen : LAST AUTUMN
“Kamu yakin akan kembali ke Indonesia?” Aku hanya bisa menundukan kepala, tak kuasa aku menatap matanya, hanya anggukan kecil yang bisa kulakukan di tengah kebekuan ini. “But, why now ? Tidak bisakah ditunda beberapa bulan lagi? Atau sampai pergantian tahun?” James berusaha terus meyakinkan aku untuk tetap di Adelaide. “James, can we go home now ?” pintaku pelan. James mengulurkan tangan dan menuntunku meninggalkan Chocolate No.5, sebuah restaurant favorit kita berdua di daerah Hahndorf. Hahndorf sebuah pemukiman berarsitektur Jerman di dataran tinggi yang sebenarnya cukup jauh dari tempat tinggal kami di tengah kota Adelaide. Hamparan daun di tepi jalan membiaskan warna kuning keemasan sepanjang langkah aku dan James. “ It could be our last autumn here , James.” gumamku dalam hati. Kami berjalan dalam senyap, tidak satu kata pun mampu aku ucapkan. James masih tetap menggenggam tanganku, menyusuri jalan yang lengang dengan dihujani daun yang berguguran ditiup angin musim gugur. Sampa