Flash Fiction, TEMPE BACEM


...Salahkah bila diriku terlalu mencintaimu, jangan tanyakan mengapa karna ku tak tahu...

Kulirik layar hp tanpa segera menjawab, dua kali, tiga kali dan tidak terdengar lagi nada panggil berikutnya. Hanya satu nama dengan ringtone ini di ponsel ku tapi sudah cukup lama tak terdengar hingga aku pun mulai lupa lagu ini pernah ada di ponselku.

Aku lanjutkan perjalanan menuju kantor, lampu merah dan perjalanan pagi ini terasa lebih lama dari biasanya. Bukan macet yang membuat perjalanan ini lama, hanya perasaan saja setelah mendengar tiga panggilan dari hp tadi yang membuatku jadi tidak karuan.

Terakhir kali kudengar ringtone itu tiga tahun lalu, ketika dengan semangat aku angkat dan kita bercerita tentang pernikahan.

Pernikahan yang akan dilangsungkan pada tanggal yang sudah sering kita bicarakan, tanggal dengan angka cantik yang kita percaya akan membawa kebahagiaan. Sayangnya tanggal pernikahan itu ternyata hanya jadi milikmu bukan milikku, bukan milik kita.

Memang bukan sepenuhnya salahmu, aku lebih dulu meninggalkanmu, karena tempe bacem. Makanan favorit kita, yang kau minta kubuatkan ternyata atas permintaan mantanmu yang baru kembali bertemu saat itu. Dia pula yang telah mengambil tanggal cantik kita. Tempe bacem telah mengungkap semuanya dan sejak saat itu aku sangat membenci tempe bacem.

Hp-ku kembali berbunyi, terdengar khas suaramu di ujung sana. “Mut, Apa kabar, aku belum sempat minta maaf selama ini. Bisa kita ketemu?”

“Untuk apa?”

“Hanya silaturahmi. Dan aku ingin bilang, tidak sehari pun aku tidak mengingatmu.” Suara yang pernah terdengar paling merdu. Tapi tetap saja aku enggan ketemu, semua sudah berlalu.

Aku tutup telpon dan beranjak keluar mobil. “Assalamu’alaikum...” suara berat tepat di balik bahu kananku.

“Wa’alaikumussalam, Fauzi!”

“Iya. Dan ini Mutia Fauziyah.”

Balita yang lucu tersenyum dan mencium tanganku. Balita yang sudah sejak lahir ditinggal ibunya ini memakai gabungan namaku dan kamu. Bukti bahwa tidak sehari pun kamu bisa melupakan aku.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Y Chart