The Power of Kepepet ala-ala



Uwoooow.... kumaha yeuh...!

Ketika semua dead line datang bersamaan, Fight or Flight? Hadapi atau Lari?

Lari kenceng ngejar target, apa lari tunggang-langgang sambil angkat tangan ya?


HADAPI! Hadapi dengan senyuman walau keringet dingin segede-gede buah duku, apa  hadapi dengan senyum asem, nyengir karena sudah ketebak hasilnya mungkin alakadarnya.

Satu proposal yang musti di revisi, tagihan menulis, pengepul soal dan artikel, ngasih makan kucing, cucian setumpuk, setrikaan yang udah dirapel dari dua minggu lalu, undangan seminar MLM, arisan breakfast bareng ibu-ibu sosialita satu posyandu, curhat siswa di WA soal pilih celana kain  atau blue jeans warna pink untuk gelar seni, Cetak spanduk, pesen medali, metik duren, nutup lobang galian kabel daaaaan 5 download-an film yang akan expire 23 jam lagi.... Haduh, yang mana dulu coba? Ingin rasanya nyemilin batako di samping rumah.

Prediksi kemarin sih ini bisa beres dalam waktu 24,5 jam deh (potong waktu salat, makan dan ke toilet Jdan dengan mengabaikan cucian juga setrikaan hehe... ) 

Saya berlari kencang...
Lari dari kantor menuju rumah (rumah – kantor jaraknya Cuma 60 meter aja), soalnya takut terjebak hujan sih kerena langit sudah gelap dan bunyi geledek lumayan menggelegar. Bukan maksud melarikan diri, tapi sepertinya akan lebih tenang mengerjakan segala sesuatunya di rumah dengan setelan daster dan selonjoran kaki.

Lalu saya tersenyum...
Senyum puas, karena bisa berlomba dengan hujan dan sebelumnya sempat mampir di tukang sayur membeli 1kg manggis untuk teman ngetik juga sebungkus ketropak untuk makan siang. Tapi tidak lama kemudian senyum saya berubah asem, satu berkas yang harus di revisi ketinggalan di meja kantor. Haaaah.... saatnya melampiaskan nafsu... nafsu makan yang sudah tidak bisa diajak kompromi KETO jadi sasaran! KETOprak maksudnya :d

Tidak jarang kita dihadapkan dengan masalah deadline yang mengharuskan kita memilih, Lanjut atau Berhenti. Berhenti di sini bukan berarti tidak menyelesaikan pekerjaan yang sedang berjalan, kita hanya memberi sedikit ruang untuk jeda sesaat dan meneruskan kembali pekerjaan dengan hati tenang dan pikiran jernih. Saya biasa memilah kembali mana deadline yang harus kita dahulukan, mana yang bisa kita minta penabahan waktu dan mana yang memang sama sekali bisa kita tangguhkan. 


Jika deadline ini menyangkut urusan pribadi, rasanya kita tidak perlu terlalu merisaukan jika karena keterlambatan kita jadi gagal mendapat sebuah project. Tidak perlu diambil pusing apalagi sampai stress, itu tandanya belum menjadi rezeki kita.

Siapa yang tahu ketika kita kehilangan sebuah project, ternyata Allah sedang menyelamatkan kita dari sesuatu yang akan terjadi kemudian hari. Atau bahkan Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih besar di depan sana.

Berbeda ketika deadline kita adalah sesuatu yang menyangkut kepentingan orang banyak. Jika ini terjadi, manfaatkanlah kekuatan yang ada, “THE POWER OF KEPEPET”.

The power of kepepet ala-ala saya mah gini:

  • Siapin cemilan dan air mineral gak jauh dari jangkauan tangan.
  • Tumpuk semua berkas ga jauh juga, tapi pisahin antara bungkus gorengan file untuk menghindari salah ambil.
  • Lakukan semampu kita sebatas kekuatan maksimal yang bisa kita perbuat.
  • Cepat bukan berarti tidak teliti.
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan rekan atau orang-orang di sekitar (ini kalau di kantor ya, kecuali kalau ada orang rumah juga yang bisa bantu).
  • Begadang jika perlu (dan jangan begadang kalau tiada artinya, kata bang  haji)
  • Dan yang paling penting, jauhkan HP dari jangkauan tangan anda, Medsos adalah salah satu penggoda iman yang sangat lihay.
  • Dan satu hal mungkin bisa membantu, akuilah jika memang kita tidak mampu nengerjakan segala sesuatu sendiri, lalu tekan alarm dan lambaikan tangan ke kamera.

That’s it, I will stop right here, ada sesuatu yang lebih penting yang harus di kerjakan dulu... Saya mau melambaikan tangan ke kamera.





Comments

Popular posts from this blog

Y Chart