GAMBAR BERSAMBUNG
Kira-kira ini hasil karya anak kelas berapa ya? :D
Menjadi guru memang harus selalu berlatih, menjadi guru harus selalu diingatkan, dan menjadi guru juga harus sering-sering bertingkah seperti siswa. Ga boleh kurang piknik dan harus selalu gembira. Kadang sebuah pelatihan yang menyenangkan adalah salah satu cara guru mengembangkan potensinya sekaligus mendapat kegembiraan.
Pada pelatihan Pendidikan Karkter yang baru saja saya ikuti kemarin, 24-25 Oktober 2018, di Gedung Islamic Center, ada satu sesi yang membuat semua peserta tertawa terpingkal-pingkal. Permainannya mungkin sederhana, hanya melanjutkan goresan yang sudah dibuat oleh seorang peserta, dengan sebuah goresan lainnya.
Satu kelompok berjumlah 18 orang berbaris membelakangi karton yang tertempel di dinding. Hanya satu orang yang paling dekat dengan kantor yang berdiri menghadap karton, setelah ia membuat satu goresan, ia harus berlari ke ujungbelakang barisan, dan orang ke dua berbalik untuk membuat goresan berikutnya, begitu seterusnya. Semua dilakukan berdasarkan aba-aba seorang nara sumber dan dibantu seorang fasilitator dalam tiap grup, peserta tidak boleh mengeluarkan suara apapun dari mulut atau hidungnya. Kelucuan pun terjadi, diiringi musik, semua bergoyang badan untuk menjaga semangat tetap ada.
Namun sesuatu yang lebih lucu terjadi ketika waktu yang ditetapkan sudah habis. Semua kembali duduk dan mendiskusikan apa sih sebenarnya gambar yang dibuat dan masing-masing kelompok harus presentasi tentang gambarnya, sesuai dengan urutan no undian.
Kesempatan pertama presentasi adalah kelompok C3D1, goresan mereka tampak lucu. Seekor singa jantan yang sedang berbaring, kelompok ini mengklaim jika kelompoknya akan menjadi pemimpin yang kuat seperti seekor raja hutan. Hanya saja yang membuat semua orang tertawa adalah, sang raja hutan tampak seksi dan genit.
Berikutnya kelompok D2D3 menampilkan sebuah gambar pohon beringin. Juru bicara mengatakan bahwa inspirasinya muncul ketika yang mereka lihat selama 2 hari ini di luar jendela hanyalah pepohonan besar. Pohon adalah bagian terpenting di hutan, semua akan berlindung dibawah pohon ketika hujan atau pun panas. “Termasuk raja hutan yang genit tadi, tidak mungkin akan berpose santai begitu kalo tidak ada pohon yang melindungi.” Sorak sorai kedua kelompok ini pun terdengar memeriahkan ujung presentasi kelompok D2D3.
C1C2 mengklaim gambarnya adalah seekor semut. Ketika narasumber bertanya, “Mana semutnya?” Ibu presenter menjawab, “Ada, pak, di suatu tempat disana, silahkan cari. Semut itu tidak perlu terlihat, tapi kerja mereka pasti, dan selalu bergotong royong. Haha... jawaban yang masuk akal, walau semua peserta masih penasaran, dimanakah semut itu berada?
Berikutnya, sebuah Bebegig atau Orang-orangan sawah menjadi ilustrasi kelompok B2B3. Gambarnya lebih jelas dari kelompok sebelumnya. Dengan enteng presenter menjawab “Ini bebegig tugasnya mengusir semua yang mengganggu, jadi kalo ada singa atau semut mau mengganggu sawah, ya kami usir pakai bebegig.” Entah apa kaitan bebegig dengan singa dan semut, tapi hal inimembuat tawa di ruangan semakin kencang.
Satu gambar yang menuut saya lebih mirip cupid atau boneka apalah, dinyatakan sebagai gambar ayam oleh kelompok A3B1. Entah dilihat dari sisi mana itu gambar bisa menjadi ayam? Yang jelas kalo memang itu ayam, apa fungsi tas pinggang yang mirip amplop yang terpasang di pinggang ayam itu.
Last but not Least, gambar terakhir dari kelompok A1A2, diteriaki “KANDANG AYAM” oleh seluruh peserta. “Ini rumah, tempat kembali. Saya yakin kita semua dari sini akan pulang menuju rumah, kan?” teriak presenter. Beberapa peserta melontarkan kata-kata lucu, ada yang bilang ke pasar, ada pula yang menyebut ga punya rumah sedang digadai. “Pokoknya semua yang di sini perlu rumah, termasuk, ayam, lion, dan semuanya.” Kelompok bebegig pun menyanggah, “NGGAAAK, BEBEGIG MAH DI SAWAH!”
Kegiatan yang tampak konyol tapi benar-benar menunjukan sifat guru yang spontan, kreatif dan inovatif. Hal yang harus dmiliki, apapun profesi kita. Membuat sesuatu yang orang lain tidak paham, menjadi sebuah hal yang layak untuk dibahas kadang menyenangkan.
Seperti dalam permainan ini, dalam hidup, kadang kita tidak bisa bertindak sendiri. Kadang kita harus melanjutkan goresan orang lain dengan membuat goresan yang sebisa mungkin tidak menyesatkan untuk orang berikutnya. Tapi bagaimana caranya jika kita dalam kondisi mulut tertutup dan tanpasuara apapun sebagai petunjuk. Selalu ada cara lain untuk berkomunikasi. Apapun hasil yang didapatkan dari pekerjaan yang dilakukan bersama, akan menjadi tanggung jawab bersama. Itulah aturan hidup bermasyarakat.
Comments
Post a Comment