MENGAJAK ANAK MENGATUR KEBUTUHAN FINANCIAL SEJAK DINI
Di Indonesia masih jarang sekali orang tua di rumah yang secara khusus mengajarkan anak untuk berliterasi financial sejak dini. Begitu pula di sekolah, mungkin hanya sedikit lembaga-lembaga pendidikan di tingkat pendidikan dasar yang menyisipkan tentang pendidikan pengelolaan keuangan di kurikulum sekolahnya. Padahal ini dilakukan agar seorang anak terbiasa mengelola kebutuhannya dan mampu mengatur keuangannya dengan baik di kemudian hari.
Tidak sulit menerapkan pendidikan financial pada anak, asalkan hal ini dilakukan denga cara yang sederhana, agar mudah untuk dipahami dan diaplikasikan. Karena pendidikan financial ini tidak hanya memperkenalkan uang secara fisik dan kegunaannya sebagai alat tukar saja, melainkan menanamkan sebuah konsep tentang bagai mana mengelola dan memanfaatkan uang dengan benar.
Tidak perlu menyampaikan hal yang terlalu teoritis dan rumit tentang financial kepada anak, apalagi untuk anak usia dini. Cukup dengan diskusi ringan di sela-sela aktivitas sehari-hari. Dengan menbahas apa yang ditemui dalam kegiatan sehari-hari. Gunakan pula ungkapan atau istilah-istilah yang mudah di pahami oleh anak.
Usia pendidikan dasar adalah masa yang tepat untuk menanamkan segala sesuatu yang bersifat positif agar menjadi sebuah pembiasaan bagi seorang anak. Pada masa ini, anak akan cenderung mengikuti semua hal baru yang dikatakan orangtua, rasa penasaran pun akan memicu anak menjadi sosok yang mandiri dan kritis, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi hingga ingin mencoba melakukan semua petunjuk yang diberikan orangtua.
Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan dalam mengajak anak berliterasi financial sejak dini, diantaranya:
1. Berdiskusi tentang uang dan manfaatnya.
- Informasikan pada anak tentang bentuk fisik uang berbagai macam pecahan dan nilai dari setiap pecahan mata uang yang ada.
- Berikan pengetahuan bahwa uang adalah alat tukar resmi dalam kegiatan jual beli.
- Perkenlkan nilai beli setiap mata uang yang ada. Kita bisa menggambarkan, berapa banyak buku yang bisa kita dapatakan dengan uang sebesar Rp. 10.000,-.
2. Berdiskusi tentang kebutuhan.
- Perkenalkan anak dengan istilah dan penjelasan tentang kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Dengan mengetahui klasifikasi tiga kebutuhan ini, diharapkan anak akan dapat memilah dan memilih, keperluan mana saja yang menjadi prioritas yang harus didahulukan dan hal mana yang dapat ditunda kemudian.
- Dampingi anak untuk membuat daftar prioritas kebutuhan pribadinya, kemudian temple di tempat yang mudah terlihat sebagai pengingat.
3. Berkomunikasi tentang tindakan berhemat.
- Ajaklah anak untuk tidak bertindak berlebihan dalam segala hal, termasuk ketika jajan atau membelanjakan uang sakunya.
- Ingatkan untuk mematuhi daftar prioritas yang sudah dibuat.
- Perkenalkan dengan istilah DIY atau “Do it Yourself” untuk menanampan pembiasaan bahwa tidak semua hal harus dibeli baru, bisa juga membuat atau menggunakan kembali suatu barang menjadi fungsi yang lain. Misalnya menggunakan kemasan luar makanan seperti kardus atau kaleng sebagai mainan atau tempat penyimpanan yang dapat membangun kreatifitas anak.
- Pembiasaan BYO atau “Bring Your Own” pun dapat membatu anak untuk belajar berhemat. Membawa makanan atau minuman dari rumah, selain berhemat ini pun dapat menghindarkan anak dari memakan makanan atau minuman yang kurang terjaga kebersihannya.
4. Menabung
- Perkenalkan anak tata cara menabung sejak dini.
- Ajaklah anak menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung, baik dalam celengan di rumah, di sekolah atau mengajaknya untuk membuka rekening tabungan di bank.
- Ceritakan manfaat dari menabung.
- Biasakan anak mendapatkan segala sesuatu (mainan, buku atau barang yang ingin dimilikinya) dengan cara menabung. Selain mengajarkan anak untuk berhemat, hal ini pun mengajarkan anak untuk memiliki sifat sabar dan terencana dalam segala hal.
5. Berencana
- Libatkan anak dalam beberapa kegiatan perencanaan di rumah. Misalnya untuk acara belanja mingguan ke pasar atau acara liburan. Ajak anak untuk ikut merencanakan apa yang akan dibeli, berapa banyak dan berapa jumlah uang yang dibutuhkan. Atau dalam perencanaan liburan, libatkan anak untuk ikut memilih tempat liburan, sebutkan keunggulan-keunggulan dari beberapa tempat liburan bersama kemungkinan pengeluaran yang dibutuhkan.
- Perencanaan bersama anak, selain lebih mendekatkan ikatan emosional, kita bisa melihat sejauh mana anak dapat mengungkapkan keinginannya dengan cara yang benar, dan mengajarkan cara memutuskan pilihan berdasarkan kemampuan yang dapat dipenuhi oleh orangtua.
- Hal ini pun dapat mengajarkan pada anak untuk ber demokrasi dan saling menghargai, juga dapat menghidari tumbuhnya sikap egois akan memaksakan keinginan pribadi anak.
6. Memberi contoh.
- Dari semua cara di atas, akan lebih mudah mengena pada anak jika dilaksanakan dengan melibatkan anak secara langsung dan disertai contoh dari orangtua.
7. Pesan moral
- Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Selalu sisipkan pesan moral pada setiap penjelasan pada anak. Selain membentuk sikap positif, pesan yang disertai aksi biasanya akan lebih lama tersimpan dalam ingatan anak.
- Ajarkan pula tentang sedekah agar anak memiliki keseimbangan spiritual yang baik. Berhemat bukan berarti kita tidak boleh berbagi dengan sesama. Jangan sampai, karena kita terlalu berfokus pada pembelajaran pengelolaan financial, anak merasa berhemat itu berarti tidak berbagi dengan orang di sekitar.
Masih banyak cara yang bisa dilakukan orangtua dalam menerapkan disiplin dalam pengelolaan financial. Kegiatan yang dilakukan pun mungkin akan berbeda, disesuaikan dengan usia dan kondisi masing-masing anak. Tidak lupa juga lingkungan tempat anak bersosialisasi pun akan bembawa pengaruh pada pembentukan karakter anak, pengawasan orangtua di rumah dan guru di sekolah tetap menjadi suatu control yang sangat penting.
Wwwaaaaawww π
ReplyDeleteWoow... π thanks for visiting
Deletetips yang sedang saya cari mbak. terima kasih.
ReplyDeleteSama-sama mbak... semoga bermanfaat π
DeleteKeren ih tipsnya, nampol banget
ReplyDeleteAlhamdulillah... semoga bermanfaat... π
DeleteMantull ππππ
ReplyDeleteTangkeeeep π
Deletenah memberi contohhh ini yang paling utama ya mb, children see - childeren do
ReplyDeletewww.innaistantina.com
That's right...
DeleteHihi...
ReplyDeleteSaya pun begitu,
Meskipun blm mengenalkan secara mendetail fungsi uang, atau melibatkan anak dalam perencanaan keuangan keluarga karen usianya masih 4 tahun.
Tp rio sudah diajarkan menabung sejak dini, bahkan memiliki 2 celengan.
1 celengan recehz 1 celengan kertas.
Kadang saat dibongkar juga ikutan menghitung dan menumpuk uang receh..
Heehe
Terimakasih tulisannya menginspirasi mba,
Salam kenal
Waaah... Rio hebat π salam sayang untuk Rio, Mamanya pin Keren...
DeleteIlmu buat nanti klo punya Anak, hheπ masih jombs sekarang mah, thanks ya bunda
ReplyDeleteNabung juga dr skr, biar cepet bisa ngajakin orang bikin anak... π#eh..
DeleteMantap nih
ReplyDeleteπ
DeleteMakasih sharing ilmunya mb. π
ReplyDeleteSemoga bermanfaat... π
DeleteWah, mamaknya atau calon mamaknya ini harus lulus uji finansial dulu nih biar bisa mencontohkan yg baik. Kalo mamaknya boros, mesti taubat dulu, demi anak.. Hehee nice reading. Makasih mba.. π
ReplyDeleteHihi... perlu ada fit and propper tes dan Emak berlabel SNI π
DeleteWah, mamaknya atau calon mamaknya ini harus lulus uji finansial dulu nih biar bisa mencontohkan yg baik. Kalo mamaknya boros, mesti taubat dulu, demi anak.. Hehee nice reading. Makasih mba.. π
ReplyDeleteWah keren itu. Kebiasaan menabung sejak dini emang perlu banget diterapin ke anak
ReplyDeleteAku dr kecil jagonya bobok celengan π
ReplyDelete